Welcome to PT. Batukarang Kenan Abadi

Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan terowongan di Indonesia berkembang pesat seiring dengan peningkatan proyek infrastruktur. Namun, penggalian terowongan sering kali menyebabkan penurunan tanah. Masalah seperti retakan pada atap terowongan, rembesan air, dan deformasi besar pada terowongan menjadi tantangan utama, seperti yang terjadi pada kasus rembesan dan longsor saat pembangunan Terowongan Nanjung di Jawa Barat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memantau dan menganalisis semua kondisi terowongan selama proses konstruksi dan operasionalnya.

Jebolnya bendungan adalah jenis kegagalan yang sangat serius, ditandai dengan tumpahnya air dalam jumlah besar secara tiba-tiba, cepat, dan tidak terkendali. Di Indonesia, salah satu kasus kegagalan bendungan yang pernah terjadi adalah jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang Selatan pada 27 Maret 2009. Tanggul yang menahan air di Situ Gintung mengalami keruntuhan besar, menyebabkan banjir yang menyapu kawasan pemukiman di sekitarnya. Bencana ini mengakibatkan lebih dari 100 orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka-luka, dan ratusan rumah rusak parah. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pemantauan dan perawatan bendungan secara berkala untuk mencegah bencana serupa di masa depan.

Banyak sungai dan aliran air di Indonesia yang saat ini tidak terpantau, sehingga masyarakat tidak menyadari kenaikan debit air saat hujan lebat. Peristiwa cuaca ekstrem semakin sering dan intens terjadi. Dengan memprediksi banjir sebelum terjadi, langkah pencegahan dapat diambil, dan masyarakat dapat diperingatkan lebih awal untuk bersiap menghadapi kondisi banjir. Contohnya adalah banjir besar yang melanda Jakarta setiap musim hujan, terutama saat sungai-sungai seperti Ciliwung meluap. Kami menyediakan sistem canggih untuk memantau ketinggian sungai sehingga pihak berwenang dapat memberikan respons darurat lebih cepat terhadap potensi banjir di wilayah tersebut.

Penggalian pondasi dalam kota memiliki risiko konstruksi yang tinggi dan tingkat kesulitan yang besar. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas karakteristik tanah bawah tanah, beban yang ditanggung, dan lingkungan konstruksi. Oleh karena itu, pemantauan karakteristik tanah, lingkungan sekitar, bangunan di sekitarnya, serta fasilitas bawah tanah menjadi langkah yang sangat penting selama proses konstruksi. Di Indonesia, salah satu contohnya adalah pembangunan pondasi dalam MRT Jakarta, yang melibatkan penggalian di area padat penduduk dengan lingkungan dan infrastruktur kompleks. Pemantauan secara cermat dilakukan untuk memastikan keamanan konstruksi, melindungi bangunan di sekitar, dan mencegah kecelakaan selama proses pembangunan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan jalan tol di Indonesia berkembang pesat. Namun, setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu, banyak jalan tol yang mengalami permukaan tidak rata, ambles, atau longsor. Masalah serupa juga sering terjadi pada proses pembangunan jalur kereta api. Subgrade atau lapisan dasar merupakan bagian penting dari rekayasa perkeretaapian. Subgrade berfungsi menahan beban struktur rel dan kereta, namun juga menjadi bagian yang paling rentan dan tidak stabil dalam proyek jalur kereta. Penurunan berlebih pada subgrade dapat menyebabkan berbagai kerusakan, meningkatkan biaya perawatan, dan mengancam keselamatan lalu lintas. Contohnya adalah kasus penurunan tanah pada jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang menimbulkan tantangan besar selama proses konstruksi. Pemantauan dan pengelolaan subgrade secara ketat diperlukan untuk memastikan stabilitas, mengurangi risiko kerusakan, serta menjaga efisiensi dan keselamatan operasional jalur kereta.

Selama ini, teknologi pemantauan keamanan lereng masih menjadi kelemahan dalam rekayasa jalan. Karena kurangnya penelitian sistematis mengenai teknologi pemantauan keamanan, belum ada pengalaman yang matang untuk diterapkan pada proyek jalan. Di Indonesia, tanah longsor merupakan ancaman serius, terutama di kawasan pegunungan. Salah satu contoh nyata adalah longsor yang terjadi di jalur Puncak, Bogor, yang sering menimbulkan kerusakan jalan dan kecelakaan fatal. Rata-rata, tanah longsor di Indonesia menyebabkan puluhan korban jiwa setiap tahunnya, terutama akibat runtuhan batu dan aliran puing. Pemantauan keamanan lereng yang terintegrasi dan berbasis teknologi sangat penting untuk meminimalkan risiko, melindungi pengguna jalan, dan memastikan keberlanjutan infrastruktur jalan di wilayah rawan longsor.